Ketua Komisi II DPRD Kab.Sukabumi Angkat Bicara Terkait Kematian Tragis Seorang Satpam Asal Palabuhanratu yang Diduga Dibunuh oleh Anak Majikannya

Advertisement

 

Ketua Komisi II DPRD Kab.Sukabumi Angkat Bicara Terkait Kematian Tragis Seorang Satpam Asal Palabuhanratu yang Diduga Dibunuh oleh Anak Majikannya

20 Januari 2025

(Foto: Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi, Hamzah Gurnita,SH)


PALABUHANRATU|Informasikasus.com - Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi angkat bicara terkait kematian tragis seorang satpam asal Desa Citarik, Kabupaten Sukabumi, yang diduga dibunuh oleh anak majikannya, menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Korban yang diketahui menjadi tulang punggung keluarga ini meninggalkan empat anak, termasuk anak sambungnya.


Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi, Hamzah Gurnita,SH menyampaikan belasungkawa atas kejadian tersebut.


"Kami turut berduka cita. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Almarhum sedang bertugas mencari nafkah untuk anak dan istrinya. Insya Allah, almarhum ahli jannah," kata Hamzah.


Hamzah juga mendesak pihak kepolisian untuk menindak tegas pelaku.


"Saya minta kepada Pak Kapolres Bogor, Pak Eko, agar pelaku ditindak tegas. Hukum harus ditegakkan seadil-adilnya. Saya percaya Pak Kapolres bisa menegakkan keadilan. Ini ujian bagi Kapolres yang baru menjabat. Kami akan terus mengawal kasus ini hingga putusan pengadilan," ujar Hamzah Gurnita.


Menurut keterangan Aris Munandar (40), adik ipar korban, kejadian ini bermula dari perintah korban untuk mendata orang yang keluar masuk rumah sesuai instruksi majikannya. Namun, anak majikan merasa tidak senang karena korban dianggap memfitnahnya kepada ibunya.


"Dari keterangan polisi, korban bertugas mendata siapa yang keluar masuk. Anak majikan merasa kesal karena difitnah ke ibunya. Akhirnya, kejadian tragis itu terjadi," ungkap Aris.


Saat jasad korban tiba di rumah duka pukul 12 malam, Aris mengungkapkan banyak luka terlihat di tubuh korban, terutama di leher dan pinggang.


"Lukanya akibat benda tajam," tambahnya.


Keluarga Minta Keadilan

Aris menyebut, keluarga berharap pelaku dihukum seberat-beratnya.


"Harapan kami, hukum jangan tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Kami ingin keadilan ditegakkan. Pelaku harus dihukum sesuai aturan yang berlaku," tegas Aris.


Korban diketahui telah bekerja di rumah tersebut selama dua tahun.


"Korban adalah tulang punggung keluarga. Dia meninggalkan empat anak yang semuanya masih kecil," lanjut Aris.


Pihak kepolisian masih menunggu hasil otopsi untuk menetapkan tersangka.


"Baru satu orang, yaitu anak majikan, yang diamankan. Tapi belum 100 persen ditetapkan tersangka karena masih menunggu hasil otopsi," jelas Aris.


Keluarga korban berharap kasus ini segera terungkap dan pelaku diberikan hukuman maksimal.


(*Red)